LLDikti Wilayah III

Hotline

+62821-223-55-330

Email

persuratan.lldikti3@kemdikbud.go.id

SIL@T

Layanan Terpadu LLDikti Wilayah III

Dashboard

Data dan informasi perguruan tinggi

Crisis Response System

Layanan pengaduan tindakan anti dosa pendidikan

LLDikti Wilayah III Luncurkan KKN Tematik Merajut Nusantara 2025: Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Berdampak Melalui Pengabdian Masyarakat di Kabupaten Ngada, NTT

Jakarta, 21 Juli 2025 – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Jakarta kembali menegaskan perannya sebagai penggerak pendidikan tinggi yang transformatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui pelaksanaan KKN Tematik Merajut Nusantara 2025. Program ini merupakan wujud nyata dari komitmen LLDikti Wilayah III dalam mengimplementasikan arah kebijakan nasional, khususnya Program Diktisaintek Berdampak, yang menekankan pentingnya kehadiran pendidikan tinggi dalam menjawab tantangan pembangunan di daerah.

Pada tahun ini, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tujuan utama pelaksanaan KKN Tematik. Sebanyak 75 mahasiswa dari 28 perguruan tinggi swasta di bawah naungan LLDikti Wilayah III akan diberangkatkan untuk melaksanakan pengabdian masyarakat selama kurang lebih satu bulan di wilayah tersebut. Sebelum keberangkatan, para mahasiswa menerima pembekalan secara intensif di Universitas Budi Luhur, Jakarta, yang tahun ini ditunjuk sebagai focal point sekaligus koordinator utama pelaksanaan KKN Tematik Merajut Nusantara 2025.

Menguatkan Kolaborasi, Menghadirkan Dampak Nyata

Kegiatan pembekalan resmi dibuka oleh Ibu Dian Rusdiana, S.Pd., M.Pd., Ketua Tim Kerja Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Prestasi LLDikti Wilayah III. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa program KKN Tematik merupakan bagian dari strategi integratif untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, sekaligus memastikan bahwa mahasiswa memperoleh pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan empati sosial.

“KKN Tematik Merajut Nusantara bukan hanya tentang pengabdian, tetapi tentang bagaimana mahasiswa sebagai agen perubahan dapat terlibat langsung dalam memecahkan persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. Ini adalah ruang belajar yang otentik sekaligus panggilan kemanusiaan,” ujar Ibu Dian.

Ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan KKN Tematik sebelumnya telah sukses dilakukan di Belitung Timur (2023) dan Sambas, Kalimantan Barat (2024). Tahun ini, arah pelaksanaan program bergeser ke Indonesia bagian timur sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemerataan pembangunan dan penguatan kapasitas sosial masyarakat di wilayah tertinggal.

Universitas Budi Luhur Siap Kawal Kesuksesan KKN Tematik 2025

Sebagai tuan rumah dan institusi koordinator pelaksanaan, Universitas Budi Luhur menyatakan kesiapannya untuk menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan KKN Tematik 2025. Dalam sambutannya, Bapak Farid Nur Toha, M.Si., menyampaikan bahwa kampusnya merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan oleh LLDikti Wilayah III.

“Universitas Budi Luhur menyambut baik amanah ini dan siap memberikan dukungan penuh mulai dari tahap pembekalan, koordinasi teknis, hingga monitoring pelaksanaan di lapangan. Kami percaya bahwa program ini akan menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk tumbuh sebagai pemimpin masa depan yang berdampak,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa program-program yang akan dijalankan oleh mahasiswa di Kabupaten Ngada mencakup tiga fokus utama: kesehatan masyarakat, pendidikan dasar dan menengah, serta penguatan ekonomi kreatif lokal. Pendekatan program akan berbasis kebutuhan riil masyarakat setempat, yang diperoleh melalui asesmen lapangan dan dialog bersama pemangku kepentingan daerah.

Membekali dengan Perspektif Sosial Budaya

Dalam rangka membekali mahasiswa secara menyeluruh, pembekalan KKN Tematik tahun ini juga menghadirkan sesi khusus mengenai pemahaman antropologis dan budaya lokal masyarakat Kabupaten Ngada. Materi ini disampaikan oleh Prof. Dr. Prudensius, seorang antropolog budaya yang telah lama melakukan penelitian etnografi di kawasan Flores.

Prof. Prudensius menjelaskan bahwa mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan di Ngada perlu memiliki sensitivitas terhadap nilai-nilai adat dan cara pandang masyarakat lokal. Hal ini penting agar kegiatan yang dijalankan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga kontekstual dan berkelanjutan.

“Pendekatan humanistik dan kultural adalah kunci keberhasilan program pengabdian. Mahasiswa harus hadir bukan sebagai instruktur, tetapi sebagai mitra belajar dan mitra tumbuh bersama masyarakat,” tutur Prof. Prudensius.

Sinergi Multidisiplin: Kesehatan, Pendidikan, dan Ekonomi Kreatif

Pembekalan dilanjutkan dengan pemaparan dari tiga bidang tematik utama yang akan menjadi fokus intervensi selama pelaksanaan KKN. Bidang kesehatan mengangkat isu pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental mahasiswa selama masa pengabdian, serta penguatan layanan promotif dan preventif bagi masyarakat desa. Materi disampaikan oleh praktisi kesehatan dan tenaga medis berpengalaman dalam penanganan kesehatan di wilayah kepulauan dan terpencil.

Selanjutnya, bidang ekonomi kreatif memberikan pelatihan kepada mahasiswa terkait strategi membangun kewirausahaan berbasis potensi lokal, seperti kerajinan tangan, tenun ikat khas Flores, serta pengembangan produk UMKM yang memiliki nilai tambah pasar. Tujuannya adalah membangun ekosistem ekonomi desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Sementara itu, bidang pendidikan menyoroti tantangan pembelajaran di daerah 3T, serta strategi mengembangkan metode belajar yang adaptif dan inspiratif bagi anak-anak usia sekolah dasar dan menengah. Mahasiswa akan didorong untuk merancang model pembelajaran yang berbasis permainan, kreativitas, dan literasi digital sederhana.

Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Relevan dan Inklusif

KKN Tematik Merajut Nusantara 2025 bukan sekadar kegiatan rutin tahunan, melainkan bagian integral dari transformasi pendidikan tinggi Indonesia menuju perguruan tinggi yang relevan, inklusif, dan berdampak langsung pada masyarakat. Program ini juga menjadi cerminan nilai-nilai gotong royong, keberagaman, dan semangat membangun negeri dari pinggiran.

Melalui pendekatan interdisipliner dan kolaboratif, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman belajar yang mendalam, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas persoalan sosial yang nyata. Sebaliknya, masyarakat lokal juga memperoleh manfaat langsung dari kehadiran mahasiswa, baik dalam bentuk peningkatan kapasitas, perluasan akses informasi, hingga pendampingan program-program produktif.

Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, LLDikti Wilayah III berharap program ini mampu melahirkan generasi muda yang tangguh, adaptif, dan memiliki integritas tinggi dalam membangun masa depan bangsa.

Sumber : Humas LLDikti Wilayah III

Scroll to Top